Rabu, 01 Juni 2016

ANALISA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS



“ANALISA TINDAKAN”

1.      Tindakan keperawatan yang dilakukan :  Pemasangan Infus
2.      Identitas klien
·        Nama klien             :   Ny. P
·        Diagnose medis       :   Massa Adnexa
·        Tanggal dilakukan    :   26/05/ 2016
·        Diagnosa Keperawatan        :          1.  Nyeri akut
                        2.  Kelebihan volume cairan
3.   Tujuan Tindakan                       : 
·        Memenuhi cairan dan elektrolit  bagi pasien yang tidak bias mengambil secara oral
·        Memenuhi cairan dan elektrolit tubuh setelah banyak kehilangan cairan, contohnya : melalui perdarahan, dehidrasi yang serius
·        Memberikan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme
·        Menyediakan suatu medium untuk pemberian pbat secara intravena
4.   Prinsip dan Rasional Tindakan   :
·        Densifeksi/ bersihkan area yang akan ditusuk dengan kapas alcohol dengan gerakan sirkuler (satu kali sapuan) .
Rasionlanya : membawa mikroorganisme menjauhi pusat penusukan sehingga mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam vena dan system vascular.



5.  Analisa Tindakan yang dilakukan            :
Pada saat pemasangan infus yang dilakukan oleh perawat kepada Ny.P semua dilakukan sesuai dengan SOP dari mencuci tangan hingga mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan. Namun pada saat prosedur mendesinfeksiatau membersihkan area yang akan ditusuk jarum infus dengan kapas alcohol teknik yang dilakukan yaitu bolak-balik kenyataanya menurut SOP arah desinfeksi harus satu arah ataupun sirkuler (dari dalam keluar)  hal ini bertujuan untuk mencegah infksi pada area tusukan akibat mikroorganisme yang masuk kedalam vena ataupun ke system vaskuler yang dapat menyebabkan besarnya peluang terjadinya flebitis. Angka kejadian infeksi melaluijaruminfus di rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dilaporkan terdapat 53,8% penderita yang mengalami flebitis akibat pemasangan infus ketika dirawat di rumah sakit (Widiyanto, 2002). Kejadian flebitis di RSUP. Dr. Sardjito Jogjakarta mencapai 27,19 % (Baticola, 2002), Sedangkan Saryati (2002) menemukan kasus flebitis di RSUD Purworejo sebanyak 18,8% kasus (Aprilin, 2011). Hal ini sebagaimana dalam penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Perbedaan Tehnik Mendesinfeksi Alkohol 70% antara Cara Spray dengan Oles Saat Pemasangan Infus dalam Menurunkan Jumlah Bakteri pada Site Infuse Di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung menyatakan bahwa menigkatnya jumlah infeksi nosocomial yang terjadi dirumah sakit salah satunya yaitu infeksi karena jarum infus (flebitis) pada tahun 2004 insiden terjadinya infeksi nosokomial sebesar 14,1%. Desinfeksi pada tempat penusukan ketika melakukan pemasangan infus juga merupakan resiko terjadinya infeksi nosokomial, hal ini disebabkan karena tindakan invasif tersebut dapat memudahkan resiko transmisi mikroorganisme kedalam pembuluh darah vena. Untuk mengurangi resiko infeksi tersebut maka tindakan dengan cara mendesinfeksi alkohol 70% dapat memimalkan kejadian infeksi nosokomial. Cara mendesinfeksi alkohol 70% dapat dilakukan dengan dua tehnik,  yaitu  dengan cara spray atau  dengan cara  oles  alkohol  70% pada  tempat penusukan vena. Cara oles alcohol 70% dilakukan dengan tehnik mengoles sekitar tempat penusukan secara sirkuler dari titik tempat penusukan kearah luar sekitar 5-10 cm, lalu dilakukan penusukan infus jika area jalur vena sudah dipastikan.  (Triastuti, Ari, & Heni, 2009).


6.  Evidence Based                                     :
Menurut Triastuti, Ari & Heni (2009) dalam penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Perbedaan Tehnik Mendesinfeksi Alkohol 70% antara Cara Spray dengan Oles Saat Pemasangan Infus dalam Menurunkan Jumlah Bakteri pada Site Infuse Di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung. Cara oles alcohol 70% dilakukan dengan tehnik mengoles sekitar tempat penusukan secara sirkuler dari titik tempat penusukan kearah luar sekitar 5-10 cm, lalu dilakukan penusukan infus jika area jalur vena sudah dipastikan.
Menurut Aprilin (2011) dalam Jurnal Keperawatan tentang Hubungan Perawatan Infus dengan Terjadinya Flebitis pada Pasien Yang Terpasang Infus di Puskesmas Krian Sidoarjo menyatakan bahwa Dalam penelitian ini Flebitis terjadi karena adanya mikroorganisme atau bakteri yang masuk melalui lubang tusukan kateter infus. Dalam hal ini stiap hari harus dilakukan observasi untuk mengindari terjadinya flebitis atau masuknya mikroorganisme dan bakteri.
















REFERENSI

Aprilin, H. (2011). Hubungan Perawatan Infus dengan Terjadinya Flebitis pada Pasien yang Terpasang Infus di Puskesmas Krian Sidoardjo. Jurnal Keperawatan .
Triastuti, L., Ari, E., & Heni, S. (2009). Perbedaan Tehnik Mendesinfeksi Alkohol 70% Antara Cara Spray Dengan Oles Saat Pemasangan Infus Dalam Menurunkan Jumlah Bakteri Pada Site Infuse Di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung, 78.